Mikroalga boleh digunakan dalam rawatan air sisa biologi kerana mikroalga dapat hidup dalam keadaan yang teruk. Mikroalga juga dikenal pasti sebagai sumber alternatif yang berpotensi untuk pengeluaran bahan api bio, tetapi terdapat kelemahan besar untuk kedua-dua aplikasi kerana kultur alga biasanya rendah dalam ketumpatan kultur dan kecil dalam saiz. Hal ini menyebabkan proses penuaian dan pemisahan mikroalga menjadi tenaga intensif. Oleh itu, kedua-dua aplikasi itu tidak dapat dilaksanakan secara besar-besaran. Mikroalga mampu mengeluarkan bahan-bahan polimer ekstraselular (EPS) yang penting untuk pembentukan butir-butir. Dengan menyediakan keadaan kultur yang sesuai bagi microalgae untuk membentuk butir-butir, penuaian dan pemisahan mikroalga akan menjadi lebih mudah kerana butir-butir tersebut mempunyai ketumpatan yang lebih tinggi dan dapat termendak dengan mudah. Dalam eksperimen ini, beberapa faktor yang mempengaruhi pengeluaran EPS dalam mikroalga diselidiki, antaranya termasuk kandungan nutrien dan fasa pertumbuhan mikroalga. MLSS, kandungan EPS dan analisis nutrien dijalankan secara berkala sepanjang eksperimen. Terdapat pembentukan butiran dalam mikroalga yang ditemui selepas pertumbuhan mikroalga mencapai fasa pegun. Masa termendap mikroalga menjadi lebih pendek dengan pembentukan butiran yang lebih besar dan lebih banyak.
_______________________________________________________________________________________________________
Microalgae can be used in biological wastewater treatment as it can survive harsh condition. Microalgae have also been identified as potential alternative resource for biofuel production. But there are significant disadvantages to both applications as the algae culture usually low in density and small in size. This causes the harvesting and separation processes of the microalgae to be energy-intensive and thus nonfeasibility of scale up. Microalgae are able to produce extracellular polymeric substances (EPS) which is crucial for the formation of granule. By providing cultural condition that is suitable for microalgae to form granule, harvesting and separation of microalgae will be much easier as granule has higher density and can settle down easily. In this experiment, several factors that influence the production of extracellular polymeric substances (EPS) in microalgae are investigated, which are the availability of nutrient and growth phase of the microalgae. MLSS, EPS content and nutrient analysis are carried out periodically throughout the experiment. There is formation of granular sludge in microalgae found after the growth of microalgae reach stationary phase. The settling time of the microalgae became shorter as bigger and more granule form.
Study on the formation of granular algae / Tan Pei Chin